Jakarta, 20 September 2025 – Program Studi Desain Interior Universitas Tarumanagara (Untar) kembali menunjukkan kiprahnya di kancah internasional dengan hadir dalam IFFINA Talk+ 2025 yang digelar di ICE BSD. Dalam kesempatan ini, Ferdinand, S.Ds., M.Ars., selaku Kepala Studio Furniture FSRD Untar sekaligus Koordinator Mata Kuliah Desain Furniture, menjadi salah satu pembicara utama dengan mengangkat topik “Balancing Local Identity and Sustainability in Furniture Design.”
Selain menghadirkan perspektif akademisi, acara ini juga menampilkan mahasiswa-mahasiswa terbaik Desain Interior Untar yang karyanya berhasil lolos kurasi dan dipamerkan di ajang internasional IFFINA+ 2025. Mereka adalah Alysia Amanda Christiane Surya, Arvin Antonio, Ivan Valencia, Arthur Alexander Ksatria Bravery Pussung, dan Amanda Patricia Lioe.
Dalam paparannya, Ferdinand menekankan pentingnya peran generasi muda, khususnya calon desainer masa depan, untuk mampu mengintegrasikan keragaman budaya Indonesia dengan prinsip keberlanjutan. “Identitas lokal adalah kekuatan unik produk Indonesia di pasar global. Namun, keberlanjutan juga harus menjadi bagian dari mindset desain, agar karya yang dihasilkan tidak hanya indah, tetapi juga relevan dengan tantangan zaman,” tegas Ferdinand.

Proses pembelajaran di Desain Interior Untar dirancang secara komprehensif untuk mengakomodasi nilai tersebut. Mahasiswa tidak hanya mendapatkan pembekalan mindset dan empathy design dari desainer profesional Indonesia, tetapi juga diajak melihat langsung proses manufaktur di industri, mengenal karakter material alami, melakukan kunjungan pabrik dan showroom, hingga praktik membuat mock-up dan prototyping. Tahapan ini diakhiri dengan proses kurasi oleh desainer profesional, sehingga karya yang dihasilkan memiliki kualitas siap dipamerkan di ranah internasional.

Beberapa karya mahasiswa yang mendapat sorotan dalam pameran ini antara lain:
- Sora Nusa karya Amanda Patricia Lioe, yang terinspirasi dari fauna endemik Indonesia, Cendrawasih Botak.
- Kalesoma karya Arthur Alexander Ksatria Bravery Pussung, yang mengangkat latar belakang budaya Minahasa.
- Dhamar Canting, kursi yang terinspirasi dari alat membatik dan kursi sedan Jawa, dengan keunikan penggunaan limbah tekstil yang dianyam oleh komunitas perempuan pemulung di Bantar Gebang, RAmbah Runtah.
Karya-karya ini membuktikan bahwa generasi desainer muda Indonesia mampu mengangkat local heritage sekaligus menanggapi isu lingkungan secara kreatif.
Keterlibatan Desain Interior Untar dalam IFFINA Talk+ 2025 juga menjadi wujud nyata kontribusi perguruan tinggi dalam mendukung pencapaian Sustainable Development Goals (SDG’s), khususnya pada poin Pendidikan Berkualitas (SDG 4), Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi (SDG 8), Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab (SDG 12), serta Kemitraan untuk Mencapai Tujuan (SDG 17).
Dengan semangat ini, Desain Interior Untar terus mendorong lahirnya desainer muda yang tidak hanya kompeten secara teknis, tetapi juga peka terhadap budaya dan lingkungan.
Kontak Media:
Humas Fakultas Seni Rupa dan Desain Untar
Email: humas@fsrd.untar.ac.id
WhatsApp: 087784212165 (Alysia)



